Jumat, 09 November 2012

Pesona yang tersembunyi (Pantai Bajul Mati)


Pantai Bajul Mati
            Sebuah pantai yang belum banyak terekspose oleh wisatawan lokal karena pamornya memang kalah sama pantai sendang biru dan primadonanya yakni segara anakan dipulau sempu. Kebanyakan orang berpikiran di Malang selatan pantai yang indah adanya cuma pantai balekambang, sendang biru. Padahal bila kita mau mengekspose lebih dalam sedikit dan tak terlalu jauh, kita akan menemukan pantai-pantai indah yang ternyata masih satu deretan kebanyakan. Seperti pantai bajul mati yang saya kunjungi ini tak beberapa lama kemarin, ketidaksengajaan dan keputus-asaan ternyata  menggiring saya kepantai itu. Pantai yang menurut saya memiliki garis pantai yang lumayan panjang dengan pasir yang masih putih halus dengan intensitas ombak laut selatan yang agak besar, apalagi letaknya yang masih jauh dari hiluk pikuk keramaian menjadikan pantai ini sangat pantas saya remokendasikan untuk dikunjungi. Ketenangan, kesejukan, keindahan dan kepuasan untuk menikmati inilah yang sudah lama saya cari dari pantai-pantai yang pernah saya kunjungi selama ini.
             Awal cerita sebenarnya tujuan saya mau berkunjung ke pulau sempu dan ngecamp 2 hari, tapi rencana tinggal rencana alias gagal total atau memang tuhan tidak meridhoi saat itu. Cobaan datang satu persatu sehingga pelan-pelan menggagalkan rencana saat itu. Selasa malam saya berangkat dari rumah sehabis isya’ langsung menuju malang bersama seorang teman saya naik motor boncengan sambil meneteng sebuah carrier 80 L yang berisi perlengkapan dan logistik kami nanti. Perjalanan yang mulus tanpa hambatan hingga sebuah kota kecil bernama bululawang, sesampainya di sebuah perkampungan sehabis Turen mulai turunlah gerimis kecil, tapi kami tetap lanjut karena memang tak terlalu deras. Dan sampailah kami pukul 22.30 WIB di pantai sendang biru malam itu, sepi malam itulah yang saya rasakan saat itu meskipun deburan ombak terdengar dekat. Warung kopi dekat pantai saat itu rujukan pertama saya di pantai itu sambil tanya2 dan cari info mengenai sempu saat itu. Mendung pekat pun mulai datang dan mulai menutupi langit cerah penuh bintang malam itu, tenda pun saya dirikan di tepi pantai sendang biru untuk siap2 mengistirahatkan tubuh kami yang mulai kecapaian. Hingga hujanpun turun perlahan membasahi motor yang kuparkir sebelah tenda beserta tenda yang aku dirikan, kamipun terpejam menikmati sejuknya air yang turun untuk membasahi bumi malam itu. Sekitar pukul 05.00 WIB kami terbangun dan keluar untuk menikmati indahnya pagi dan keadaan sudah berganti menjadi ramai dipagi itu, satu persatu orang mulai berdatangan dengan tujuan masing-masing. Kami berusaha mencari wisatawan lain untuk kami ajak gabung supaya biaya sewa kapal bisa lebih murah. Pagi itupun kami sudah dapat barengan rombongan dari malang yang berjumlah 5 orang, segera kami urus biaya masuk sebesar Rp. 3000,- dan perijinan sekitar Rp.15.000,- Kemudian datanglah tawaran jasa penyeberangan dari seseorang, kamipun menanyakan harga dan betapa kagetnya karena harga yang ditawarkan tak lumrah atau tak seperti biasanya yaitu sebesar Rp.150.000,- Saya dan teman sayapun protes karena harga biasanya sekitar Rp.100.000,-, tapi bapak tersebut tak mau menurunkan tawarannya dan akhirnya kamipun pending sejenak sambil berpikir bersama mencari jalan keluar dari masalah itu. Dari pihak 5 orang yang ikut join sama kami itu keberatan karena tujuan kami dan mereka itu berbeda yaitu mereka Cuma sehari doang disempu nantinya, sedangkan kami ingin menginap sehari semalam disana nantinya. Ditambah biaya yang agak mahal akhirnya membuat 5 oarang terbut mundur dan mencari wisata alternatif sekitar tempat itu, dari pembicaraan dengan ibu penjual gorengan terlintas sebersit sebuah kata yaitu “bajul mati”. Setelah mereka pergi dan berpamitan kepada kami karena tak bisa bersama-sama pergi karena kami berdua tetap ingin stay disini sambil mencari rombongan lain untuk diajak bareng. Dan akhirnya datanglah sebuah rombongan besar dari surabaya membawa dua mobil yang baru sampai dan langsung ingin berangkat, belum ngobrol dengan rombongan tersebut langkah kami dihadang oleh bapak tadi yang ternyata masih sakit hati kepada kami yang tak jadi naik kapalnya. Bapak tersebut tak memperbolehkan kami ikut join dengan rombongan yang akan berangkat, dan beliau mengusir kami dengan kata2 yang agak kasar yang tentunya agak membuat hati saya agak kesal dengan bapak tersebut. Dalam hati saya terbersit “gak numpak kapalmu gak patek’en bos, emange kon tok sg duwe kapal”. Ditambah lagi hujan turun dengan derasnya, saya pun berpikir realistis sedikit apakah tuhan memang tak mengijinkan saya kepulau itu. Sambil berteduh saya lihat keadaan pulau yang masih diselimuti mendung tebal dan kilatan petir yang sahut menyahut ditambah omongan dari ibu penjual gorengan yang katanya disini sudah hujan 5 hari ini, akhirnya saya memutuskan untuk menyusul 5 orang tadi untuk mencari spot pantai lain dan bajul mati lah menjadi tujuan kami. 

          Dengan hati yang sebenarnya masih kesal dengan omongan bapak penyewa kapal tadi, saya dibonceng teman saya melewati jalanan kampung untuk mencari pantai bajul mati dan tak lupa saya bertanya pada penduduk sekitar tentunya. Menyusuri jalanan beraspal mulus yang sepi, sampailah di sebuah pemandangan unik yaitu sebuah jembatan dengan konstruksi yang sangat indah ada ditempat terpencil seperti ini. Apalagi tak jauh kami berjumpa dengan rombongan yang berjumlah 5 orang sebelumnya yang gak jadi berangkat kesempu bersama kami dan kebetulan mereka masih asyik foto2. Kamipun ikut berhenti dan ikut eksis pula.



      Kamipun akhirnya bersepeda bersama menuju pantai bajul mati yang kelihatannya sudah dekat, dan sebelum saya sampai ada sebuah spot menarik lagi kelihantannya yaitu pantai goa cina. Tetapi saya tak tertarik untuk mengunjunginya, kamipun memacu kendaraan kami dengan santainya dan dari pinggiran jalan terlihat pantai dengan pasir bersih dan suara deburan ombaknya yang bergemuruh. Kamipun tak sabar segera mencari pintu masuk pantai ini, untungnya pantai ini masih tak terlalu ramai dikunjungi orang dengan ditandai sarana dan prasarana yang masih minim. Setelah memarkirkan motor kami, kamipun berjalan menuju pantai yang kami idam2kan dari tadi. Dan sungguh indahnya pantai ini dan kami ibarat pemilik pribadi pantai yang sangat panjang ini, dalam hati berujar pantai ini pun tak kalah dengan pantai kuta di bali. Jadi sakit hati sempu yang tak jadi akhirnya terbayar dengan puasnya main2 dipantai ini, karena saat itu masih tak ada orang sama sekali yang berkunjung dipantai itu. Kamipun mencari spot untuk mendirikan tenda untuk menaruh barang-barang kami dan deburan ombak yang menggoda seolah memanggil-manggil kami untuk segera bermain dan menikmati air laut yang segar. Sungguh sangat puas bermain-main dengan ombak pantai ini, barulah kemudian ada serombongan pengunjung lain yang datang dan membawa bola untuk bermain bola dipantai ini tentunya. Kamipun diajak bermain bersama hingga badan ini kecapekan tak kuat lagi bermain, akhirnya saya dan teman saya menutuskan berhenti bermain dan mandi membersihkan diri setelah puas bermain-main dari tadi. Perutpun sudah kelaparan setelah bermain-main tadi, kamipun memasak nasi+sarden dan menyeduh kopi ditemani rintikan air hujan yang mulai turun. Satu persatu orang dipantai tersebut kembali pulang dan tinggallah kami berdua, dan pukul 16.00 WIB kamipun memutuskan kembali setelah cuaca terlihat agak cerah dan kamipun pulang membawa keceriaan. “Tak jadi ke sempu, bajul matipun jadi” sebuah kalimat umpatan dari dalam diri saya karena kecewa gagal pergi ketempat itu. Berkat kegagalan itu saya menemukan spot baru yang indahnya tak kalah dengan spot wisata pantai di malang selatan ini. Monggo dikunjungi bagi yang penasaran...








Demikian Edisi jalan-jalan saya kali ini dari Malang selatan dan tepatnya dari Pantai bajul Mati atau Crocodile Dead, hehe. Jangan jadikan waktu anda sia-sia hanya berdiam diri di rumah tanpa ada rencana kemana-mana, sungguh ngenesnya hidup anda. Karena kehidupan diluar tidaklah seseram yg anda bayangkan dan pikirkan, alam itu asyik untuk dinikmati. Coba, coba dan rasakan sendiri, hehehe,, Selamat jalan-jalan kawan.

2 komentar:

  1. wah namanya serem juga tapi keren juga
    bolehkan berkemah di sini ?

    aku gak minat ke sempu soalnya terlalu mainstream haha

    BalasHapus
  2. boleh2,, banyak kok yg kemping kalo lg musim liburan,,,
    hahaha sempu mainstream??!!? udah kayak tempat wisata kayaknya, gk natural lagi,,, mangkanya males jg aq kesitu,,

    BalasHapus