Pantai Bajul Mati |
Sebuah pantai yang belum banyak terekspose oleh
wisatawan lokal karena pamornya memang kalah sama pantai sendang biru dan
primadonanya yakni segara anakan dipulau sempu. Kebanyakan orang berpikiran
di Malang selatan pantai yang indah adanya cuma pantai balekambang, sendang
biru. Padahal bila kita mau mengekspose lebih dalam sedikit dan tak terlalu
jauh, kita akan menemukan pantai-pantai indah yang ternyata masih satu deretan
kebanyakan. Seperti pantai bajul mati yang saya kunjungi ini tak beberapa lama
kemarin, ketidaksengajaan dan keputus-asaan ternyata menggiring saya kepantai itu. Pantai yang menurut saya memiliki garis pantai yang
lumayan panjang dengan pasir yang masih putih halus dengan intensitas ombak
laut selatan yang agak besar, apalagi letaknya yang masih jauh dari hiluk pikuk
keramaian menjadikan pantai ini sangat pantas saya remokendasikan untuk
dikunjungi. Ketenangan, kesejukan, keindahan dan kepuasan untuk menikmati inilah
yang sudah lama saya cari dari pantai-pantai yang pernah saya kunjungi selama
ini.
Awal cerita sebenarnya tujuan saya mau berkunjung ke
pulau sempu dan ngecamp 2 hari, tapi rencana tinggal rencana alias gagal total
atau memang tuhan tidak meridhoi saat itu. Cobaan datang satu persatu sehingga
pelan-pelan menggagalkan rencana saat itu. Selasa malam saya berangkat dari
rumah sehabis isya’ langsung menuju malang bersama seorang teman saya naik
motor boncengan sambil meneteng sebuah carrier 80 L yang berisi perlengkapan
dan logistik kami nanti. Perjalanan yang mulus tanpa hambatan hingga sebuah
kota kecil bernama bululawang, sesampainya di sebuah perkampungan sehabis Turen
mulai turunlah gerimis kecil, tapi kami tetap lanjut karena memang tak terlalu
deras. Dan sampailah kami pukul 22.30 WIB di pantai sendang biru malam itu,
sepi malam itulah yang saya rasakan saat itu meskipun deburan ombak terdengar
dekat. Warung kopi dekat pantai saat itu rujukan pertama saya di pantai itu
sambil tanya2 dan cari info mengenai sempu saat itu. Mendung pekat pun mulai
datang dan mulai menutupi langit cerah penuh bintang malam itu, tenda pun saya
dirikan di tepi pantai sendang biru untuk siap2 mengistirahatkan tubuh kami
yang mulai kecapaian. Hingga hujanpun turun perlahan membasahi motor yang
kuparkir sebelah tenda beserta tenda yang aku dirikan, kamipun terpejam
menikmati sejuknya air yang turun untuk membasahi bumi malam itu. Sekitar pukul
05.00 WIB kami terbangun dan keluar untuk menikmati indahnya pagi dan keadaan
sudah berganti menjadi ramai dipagi itu, satu persatu orang mulai berdatangan
dengan tujuan masing-masing. Kami berusaha mencari wisatawan lain untuk kami
ajak gabung supaya biaya sewa kapal bisa lebih murah. Pagi itupun kami sudah
dapat barengan rombongan dari malang yang berjumlah 5 orang, segera kami urus
biaya masuk sebesar Rp. 3000,- dan perijinan sekitar Rp.15.000,- Kemudian
datanglah tawaran jasa penyeberangan dari seseorang, kamipun menanyakan harga
dan betapa kagetnya karena harga yang ditawarkan tak lumrah atau tak seperti
biasanya yaitu sebesar Rp.150.000,- Saya dan teman sayapun protes karena harga
biasanya sekitar Rp.100.000,-, tapi bapak tersebut tak mau menurunkan
tawarannya dan akhirnya kamipun pending sejenak sambil berpikir bersama mencari
jalan keluar dari masalah itu. Dari pihak 5 orang yang ikut join sama kami itu
keberatan karena tujuan kami dan mereka itu berbeda yaitu mereka Cuma sehari
doang disempu nantinya, sedangkan kami ingin menginap sehari semalam disana
nantinya. Ditambah biaya yang agak mahal akhirnya membuat 5 oarang terbut
mundur dan mencari wisata alternatif sekitar tempat itu, dari pembicaraan
dengan ibu penjual gorengan terlintas sebersit sebuah kata yaitu “bajul mati”.
Setelah mereka pergi dan berpamitan kepada kami karena tak bisa bersama-sama
pergi karena kami berdua tetap ingin stay disini sambil mencari rombongan lain
untuk diajak bareng. Dan akhirnya datanglah sebuah rombongan besar dari
surabaya membawa dua mobil yang baru sampai dan langsung ingin berangkat, belum
ngobrol dengan rombongan tersebut langkah kami dihadang oleh bapak tadi yang
ternyata masih sakit hati kepada kami yang tak jadi naik kapalnya. Bapak
tersebut tak memperbolehkan kami ikut join dengan rombongan yang akan
berangkat, dan beliau mengusir kami dengan kata2 yang agak kasar yang tentunya
agak membuat hati saya agak kesal dengan bapak tersebut. Dalam hati saya
terbersit “gak numpak kapalmu gak patek’en bos, emange kon tok sg duwe kapal”.
Ditambah lagi hujan turun dengan derasnya, saya pun berpikir realistis sedikit
apakah tuhan memang tak mengijinkan saya kepulau itu. Sambil berteduh saya
lihat keadaan pulau yang masih diselimuti mendung tebal dan kilatan petir yang
sahut menyahut ditambah omongan dari ibu penjual gorengan yang katanya disini
sudah hujan 5 hari ini, akhirnya saya memutuskan untuk menyusul 5 orang tadi
untuk mencari spot pantai lain dan bajul mati lah menjadi tujuan kami.
Dengan
hati yang sebenarnya masih kesal dengan omongan bapak penyewa kapal tadi, saya
dibonceng teman saya melewati jalanan kampung untuk mencari pantai bajul mati
dan tak lupa saya bertanya pada penduduk sekitar tentunya. Menyusuri jalanan
beraspal mulus yang sepi, sampailah di sebuah pemandangan unik yaitu sebuah
jembatan dengan konstruksi yang sangat indah ada ditempat terpencil seperti
ini. Apalagi tak jauh kami berjumpa dengan rombongan yang berjumlah
5 orang sebelumnya yang gak jadi berangkat kesempu bersama kami dan kebetulan mereka masih asyik foto2. Kamipun ikut berhenti dan ikut eksis pula.
Kamipun akhirnya bersepeda bersama
menuju pantai bajul mati yang kelihatannya sudah dekat, dan sebelum saya sampai
ada sebuah spot menarik lagi kelihantannya yaitu pantai goa cina. Tetapi saya
tak tertarik untuk mengunjunginya, kamipun memacu kendaraan kami dengan
santainya dan dari pinggiran jalan terlihat pantai dengan pasir bersih dan
suara deburan ombaknya yang bergemuruh. Kamipun tak sabar segera mencari pintu
masuk pantai ini, untungnya pantai ini masih tak terlalu ramai dikunjungi orang
dengan ditandai sarana dan prasarana yang masih minim. Setelah memarkirkan
motor kami, kamipun berjalan menuju pantai yang kami idam2kan dari tadi. Dan
sungguh indahnya pantai ini dan kami ibarat pemilik pribadi pantai yang sangat
panjang ini, dalam hati berujar pantai ini pun tak kalah dengan pantai kuta di
bali. Jadi sakit hati sempu yang tak jadi akhirnya terbayar dengan puasnya main2
dipantai ini, karena saat itu masih tak ada orang sama sekali yang berkunjung
dipantai itu. Kamipun mencari spot untuk mendirikan tenda untuk menaruh
barang-barang kami dan deburan ombak yang menggoda seolah memanggil-manggil
kami untuk segera bermain dan menikmati air laut yang segar. Sungguh sangat
puas bermain-main dengan ombak pantai ini, barulah kemudian ada serombongan
pengunjung lain yang datang dan membawa bola untuk bermain bola dipantai ini
tentunya. Kamipun diajak bermain bersama hingga badan ini kecapekan tak kuat
lagi bermain, akhirnya saya dan teman saya menutuskan berhenti bermain dan
mandi membersihkan diri setelah puas bermain-main dari tadi. Perutpun sudah
kelaparan setelah bermain-main tadi, kamipun memasak nasi+sarden dan menyeduh
kopi ditemani rintikan air hujan yang mulai turun. Satu persatu orang dipantai
tersebut kembali pulang dan tinggallah kami berdua, dan pukul 16.00 WIB kamipun
memutuskan kembali setelah cuaca terlihat agak cerah dan kamipun pulang membawa
keceriaan. “Tak jadi ke sempu, bajul matipun jadi” sebuah kalimat umpatan dari
dalam diri saya karena kecewa gagal pergi ketempat itu. Berkat kegagalan itu
saya menemukan spot baru yang indahnya tak kalah dengan spot wisata pantai di
malang selatan ini. Monggo dikunjungi bagi yang penasaran...
Demikian Edisi jalan-jalan saya kali ini dari Malang selatan dan tepatnya dari Pantai bajul Mati atau Crocodile Dead, hehe. Jangan jadikan waktu anda sia-sia hanya berdiam diri di rumah tanpa ada rencana kemana-mana, sungguh ngenesnya hidup anda. Karena kehidupan diluar tidaklah seseram yg anda bayangkan dan pikirkan, alam itu asyik untuk dinikmati. Coba, coba dan rasakan sendiri, hehehe,, Selamat jalan-jalan kawan.
wah namanya serem juga tapi keren juga
BalasHapusbolehkan berkemah di sini ?
aku gak minat ke sempu soalnya terlalu mainstream haha
boleh2,, banyak kok yg kemping kalo lg musim liburan,,,
BalasHapushahaha sempu mainstream??!!? udah kayak tempat wisata kayaknya, gk natural lagi,,, mangkanya males jg aq kesitu,,