Dunia Bola

"ACF Fiorentina"
====================================
Fiorentina, klub asal Italia yang berdiri sejak 1926 ini memang bukanlah tim besar. Tapi bukan pula tim yoyo yang kerjaannya cuma bolak-balik dari Serie A ke Serie B atau sebaliknya. Pada dekade 90an, tim berjuluk I Viola ini bahkan termasuk tim berlabel “The Magnificent Seven” Liga Italia bersama Juventus, AC Milan, Internazionale, AS Roma, Lazio dan Parma saat masih dibela ‘The Three Musketeers’ berbahaya di muka bumi; striker Gabriel Omar Batistuta (Argentina), gelandang Manuel Rui Costa (Portugal), dan kiper Francesco Toldo (Italia). Pada dekade-dekade sebelumnya tim yang berasal dari propinsi Tuscany ini juga pernah menghasilkan bintang-bintang hebat sekaliber Kurt Hamrin (Swedia), Giancarlo Antognoni (Italia), Roberto Baggio (Italia), hingga Carlos Dunga (Brazil). Tetapi kemudian terpuruk karena masalah finansial yang menyebabkan klub ini harus terdegradasi hingga ke Serie C2, dan saat bangkit dari kubangan lembah Serie C2 dan Serie B di pertengahan 2000an lalu mereka juga sukses mencomot bintang-bintang bertalenta seperti Riccardo Montolivo, Luca Toni, dan Alberto Gilardino (semuanya Italia), Adrian Mutu (Rumania), Sebastien Frey (Prancis), hingga Juan Manuel Vargas (Peru). 

Nama Fiorentina kembali dipakai pada Agustus 2002 dengan nama Associazione Calcio Fiorentina e Florentia Viola dengan Diego Della Valle sebagai pemilik baru, dan mulai terdaftar di Liga Seri C2, yang merupakan Divisi Empat dari Liga Italia. Satu-satunya pemain yang masih bertahan di klub sampai proses reinkarnasinya adalah Angelo Di Livio yang berkomitmen untuk tetap berada di klub demi Fans. Bersama Di Livio dan Top Skorer Christian Riganò, Florentia Viola berhasil menjuarai Serie C2 dengan mudah. Fiorentina yang seharusnya promosi ke Seri C1 justru langsung loncat ke Seri B, karena kasus Catania CaSo yang menyebabkan pemekaran jumlah tim di Seri B dari 20 tim menjadi 24 tim demi menyelamatkan Catania dari jurang degradasi Seri B. Federasi Sepakbola Italia mempromosikan Fiorentina ke Seri B pada tahun 2003. Klub pun membeli kembali hak untuk menggunakan nama Fiorentina beserta desain kostumnya, dan menggunakan nama ACF Fiorentina.

Promosi ganda yang dialami Fiorentina menyebabkan protes di beberapa pihak. Tapi bagaimanapun juga Fiorentina tetap berada di Seri B, dan berhasil menempati posisi 6 di akhir musim 2003-04. Fiorentina menghadapi Perugia (Perugia menempati posisi ke-15 di Seri A saat itu) di laga Playoff untuk bisa promosi ke Seri A di musim berikutnya. Fiorentina berhasil memenangi laga tersebut dengan agregrat skor 2-1, dimana kedua gol dicetak oleh Enrico Fantini. Mereka harus berjuang menghindari jurang degradasi pada musim pertama di Seri A, dan hanya mampu menghindari laga playoff di akhir musim melawan Bologna dan Parma. Pada tahun 2005, Della Valle menunjuk Pantaleo Corvino sebagai direktur olahraga yang baru di Fiorentina.

Pada musim 2005-06, Fiorentina mendatangkan Cesare Prandelli sebagai pelatih dan merekrut beberapa pemain baru seperti top skorer Palermo, Luca Toni dan Sébastien Frey. Kombinasi kapten Dario Dainelli dan bek asal Rep. Ceko, Tomáš Ujfaluši di bagian pertahanan. Cristian Brocchi sebagai gelandang bertahan, Martin Jorgensen di posisi sayap, Stefano Fiore sebagai playmaker dan Luca Toni sebagai Striker Utama, dengan Frey di bawah mistar gawang, Fiorentina berhasil membuktikan diri di Seri A dengan menempati posisi ke-4 di dengan 74 poin dan meraih tiket kualifikasi Piala Champions. Luca Toni berhasil mencetak 31 gol dari 38 penampilan, menjadi pemain pertama yang berhasil mencetak 30 gol di Seri A sejak Antonio Valentin Angelillo di musim 1958-59, dan Toni pun mendapat Sepatu Emas Eropa.

Pada 14 Juli 2006, Fiorentina terancam kembali terdegradasi ke Seri B karena terlibat dalam skandal pengaturan skor pertandingan Seri A dan mendapat pengurangan 12 point. Fiorentina berhasil bertahan di Seri A melalui banding, namun dengan pengurangan 19 poin di musim 2006-07. Tiket menuju Liga Champions pun juga dibatalkan. Pengurangan Poin Fiorentina akhirnya berkurang menjadi 15 poin setelah kembali melakukan banding di Pengadilan Italia.

Meskipun mengawali musim 2006-07 dengan minus 15 poin, Fiorentina tetap berhasil mengamankan tiken menuju Piala UEFA 2007-08. Duet penyerang Adrian Mutu dan Alberto Gilardino terbukti sebagai duet penyerang tersubur di Seri A, dengan menghasilkan 31 gol.

Di saat banyak yang meragukan potensi La Viola di musim 2007-08 karena kepergian Toni, Fiorentina justru mengejutkan di awal musim dan Marcello Lippi berkomentar kalau Fiorentina adalah penantang Scudetto yang paling mengejutkan. Fiorentina mengakhiri musim di papan tengah klasemen, setelah mengalami beberapa kekecewaan dan kepergian istri Pelatih Prandelli karena kanker. Fiorentina mencapai semi-final Piala UEFA, setelah kalah secara dramatis dari Rangers melalui adu penalti (0-0). Fiorentina mengakhiri musim di posisi ke-4 setelah mengalahkan Torino dengan skor 1-0, dan berhasil menggeser Milan memperoleh tiket menuju kualifikasi Liga Champions. Perjuangan di Liga Champions berakhir di babak penyisihan grup dengan menempati posisi ke-3 klasemen, dan berhak untuk melanjutkan ke Piala UEFA.

Fiorentina kembali melanjutkan suksesnya di musim 2008-09 dengan menempati posisi ke-4 di Seri A dan mendapatkan tiket menuju kualifikasi Piala Piala Champions 2010. La Viola turut serta di Liga Champions 2008-09, berhasil mencapai fase grup setelah mengalahkan Slavia Prague di kualifikasi babak ketiga, namun gagal kalah di babak knockuout setelah dikalahkan oleh Ajax. Bertolak belakang dengan nasib di liga Champions, Fiorentina berada di papan atas klasemen Seri A.

Titik balik terjadi di musim 2009-10, mereka sukses membuktikan diri sebagai kambing hitam di kancah Eropa dan mengekor pemuncak klasemen Seri A, Internazionale, Juventus, dan Sampdoria di awal musim, namun mereka terlempar dari jalur juara di paruh kedua musim. Di Eropa mereka berhasil melewati Sporting Clube de Portugal di babak kualifikasi dan satu grup dengan Olympique Lyonnais, Liverpool and Debrecen. Kalah melawan Lyon di laga pertama, Fiorentina berhasil comeback di pertandingan-pertandingan berikutnya, termasuk mengalahkan Liverpool di laga kandang dan tandang. La Viola lolos ke babak berikutnya dan kalah gol tandang oleh Bayern Munich serta kepemimpinan wasit yang buruk di laga tersebut. Tom Henning Øvrebø, yang memimpin leg pertama mendapat banyak kritik dari tokoh dan media Italia, karena keputusannya mengesahkan gol offside Miroslav Klose (yang menyebabkan Bayern lolos ke babak berikutnya). Fiorentina tetap konsisten di ajang Coppa Italia, berhasil mencapai semifinal sebelum dikalahkan oleh Internazionale. Di kompetisi domestik, Fiorentina harus merelakan tiket menuju ajang Eropa. Di periode ini, Andrea Della Valle mengundurkan diri dari posisi presiden pada 24 September 2009. Tugas untuk sementara di alihkan ke Wakil Presiden klub, Mario Cognini.
Pada Juni 2010, Cesare Prandelli meninggalkan Fiorentina untuk melatih Tim Nasional Italia (Prandelli menjadi pelatih yang paling lama melatih di Fiorentina). Posisi Prandelli digantikan oleh mantan pelatih Catania, Siniša Mihajlovic. Dibawah kepelatihan Mihajlovic, Fiorentina berakhir di peringkat ke-9.

Di musim 2011-12 Fiorentina semakin terseok-seok di liga seiring dengan kepergian pemain-pemain kuncinya seperti: Alberto Gilardino, Adrian Mutu, Sebastian Frey, Dario Dainelli, Jorge Martinez dan Martin Jorgensen. Dan di pertengahan musim 2011-12 Mihajlovic dipecat dan posisinya digantikan oleh Delio Rossi. Pergantian pelatih masih belum membuahkan hasil. Dan justru pada pertandingan terakhir Delio Rossi terlibat perseteruan dengan pemainnya sendiri, Adem Ljajic, di laga melawan Novara dimana Fiorentina tertinggal 0-2. Di akhir laga yang berakhir dengan skor 2-2, Fiorentina mengumumkan pemecatan Delio Rossi. (Delio Rossi dihukum larangan bertanding 3 laga oleh FIGC).

Pada musim 2012-2013 ini, Fiorentina mengumumkan Vincenzo Montella pelatih baru. Dengan kontrak 2 tahun. Kini sejumlah bintang anyar semisal Matias Fernandez (Chili), Gonzalo Rodriguez, Roncaglia (Argentina), Emiliano Viviano (Italia), Borja Valero (Spanyol), Mounir El Hamdaoui (Maroko), Alberto Aquillani (Italia), hingga David Pizarro(Chile) didatangkan untuk mengganti pemain bintang yang sudah pindah seperti Ricardo Montolivo(AC Milan), Gamberini(Napoli) dan Behrami(Napoli). Pemain-pemain baru tersebut diharapkan kontribusinya untuk bahu membahu membangun kejayaan Fio kembali di kancah Seria-A bersama pemain-pemain muda Fio seperti Stevan Jovetic, Adem Ljajic, Camporese dan Neto. Semoga tahun ini menjadi awal kebangkitan Fiorentina untuk meraih kesuksesan baik di Kancah Lokal dan Eropa.



==========================================
D.E.L.T.R.A.S
(Delta Putra Sidoarjo)
_______________________________________________
Berdiri sejak tahun 1989 di pulau dewata bali yang dulunya bernama GPD (Gelora Putra Dewata) yang didirikan oleh HM.Mislan. Di era galatama banyak prestasi mentereng diraih oleh klub ini meskipun belum pernah juara, tapi selalu finish empat besar. Belum lagi di level asia, GPD ikut serta di Piala Winners Asia (sekarang Liga Champions Asia) dan yang membanggakannya finish menjadi semifinalis kira-kira tahun 1993. Hal itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah dicapai klub Indonesia saat itu dan hal itu takkan pernah terulang lagi hingga tahun ini. 
 
Tahun 2001 GPD berpindah home base atau pindah kandang di Gelora Delta Sidoarjo setelah saham kepemilikan klub milik H.Mislar dibeli oleh Pemkab Sidoarjo. Semenjak saat itu nama GPD masih tetap dipakai tetapi berubah arti menjadi Gelora Putra Dewata. Musim pertama di Liga Indonesia GPD banyak membeli pemain mentereng dengan kualitas bagus, pemain langganan timnas seperti Budi sudarsono, Anang Ma’ruf dll dilabuhkan untuk memperkuat klub. Hasilnya pun terlihat diputaran pertama GPD langsung bisa bersaing dipapan atas liga Indonesia dengan selalu berada diperingkat 1 dan 2 atau bersaing dengan Persik dan Persipura. Tetapi diakhir musim mereka akhirnya harus puas finish diperingkat 8 klasemen. Di musim selanjutnya GPD semakin miskin prestasi dan ditahun ketiganya malah hampir terdegradasi. Gebrakan demi gebrakan dilakukan oleh pihak klub seperti megubah nama klub dari GPD menjadi Deltras (Delta Putra Sidoarjo) di tahun 2004. Tahun 2006 menjadi era keemasan Deltras karena mengakhiri kompetisi diperingkat 4 dan karena saat itu format liga masih menjadi 2 wilayah dan Deltras pun masuk dalam 8 besar liga Indonesia. Saat itu deltras ditukangi oleh Jaya Hartono yang berhasil mengadakan transformasi besar dengan menerapkan formasi 4-4-2 yang saat itu masih asing bagi dunia sepakbola Indonesia. Jaya berhasil mengorbitkan pemain-pemain muda berbakat seperti Purwaka, Waluyo, Jimmy suparno, Hariono, Airlangga dll, tak lupa jasa pemain asing yang paling sukses membawa dampak besar bagi deltras yaitu Claudio Pronetto, Jose Sebastian Vasquez, C. Rene Martinez dan Hilton Moreira. Claudio Pronetto dan Jose Sebastian, kedua pemain yang berasal dari Argentina tersebut selain berskill tinggi dan komplit, mempunyai daya jelajah tinggi dan passing yang akurat, tak jarang banyak gol yang lahir dari kaki mereka. Lebih dari 25 gol diciptakan mereka dalam semusim dan merekapun langsung menjadi nyawa permainan tim saat itu. Belum lagi Hilton moreira yang saat itu menjadi penyerang andalan berskill komplet, Hilton pun menjelma menjadi momok yang ditakuti oleh bek-bek lawan hingga saat ini. Karena kelihainnya dalam mengolah sikulit bundar, tak jarang Hilton bisa ditempatkan di posisi sayap kanan atau kiri bahkan menjadi pemain tengah. Dimusim berikutnya masalah financial membelit deltras yang berakibat pada pelepasan para bintang-bintang mereka ke sejumlah klub lain. Hal itu berdampak besar bagi peringkat deltras yang selalu finish dipapan bawah. Tak jarang harus terdegradasi seperti pada musim 2008 yang harus terlempar ke divisi utama liga Indonesia.
Musim 2009 di divisi utama deltras berhasil finish sebagai runner-up dan langsung dapat jatah promosi di kasta tertinggi yaitu  Indonesia Super League(ISL). Di musim berikutnya deltras masih kesulitan merangsek kepapan atas ISL dan kalah bersaing dengan klub jatim lainnya. Faktor financial selalu menjadi hambatan bagi klub karena sudah tak disokong oleh Pemkab Sidoarjo lagi, mereka pun harus gulung tikar atau bangkrut . Di musim 2011-2012 Deltras berubah nama menjadi Deltras FC dan hal itupun masih tak membuat banyak perubahan bagi klub dan menjelang kompetisi berakhir Deltras dinyatakan akan terdegredasi kembali ke divisi utama karena permasalahan yang sama masalah financial sehingga gaji pemain menunggak 5 bulan. Memang masalah uang adalah segalanya yang banyak mempengaruhi keharmonisan para pemain dengan manajemen klub, sehingga para pemain tak lagi memberikan permainan terbaiknya. Semoga dengan terdegradasinya ke divisi utama Deltras mampu memecahkan problematika yang dari dulu selalu melilit prestasi Deltras. Kami Delta Mania akan selalu setia  mendukungmu kapanpun, dimanapun dan sampai kapanpun, dan kami yakin suatu saat kamu pasti kembali ke kejayaanmu semula. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar