Senin, 01 Desember 2014

Liburan'Estemewah' (Nganjuk-Kediri)

View G.Wilis dari Nganjuk
         Bukan lagi asyik, waw atau wonderful, tapi kata yg pantas untuk momen saat itu ya ini 'estemewah'. Kurang lebih sudah 4 tahun yang lalu peristiwa ini aku lalui bersama teman-teman seperjuanganku dari kecil. Seperti biasanya kami tak pernah diam bila ada waktu luang yang nganggur, ya bermula dari sinilah kami mempunyai hobi yang baru sebagai bolang mania. Saat-saat itu teringat ketika kami sudah mempunyai kesibukan masing-masing sebagai mahasiswa dan pekerja, apalagi ditambah kepenatan kegiatan kampus yaitu kuliah + pengkaderan, belum lagi temenku yang bekerja dari senin-sabtu. Dan hari libur adalah hari dimana hari yang sangat berharga bagi kami dan sudah kami tunggu-tunggu, kebetulan kami bisa berkumpul kembali Cuma di liburan tahun baru. Segera kami rencanakan akan melakukan trip ketempat mana yang aman dan menyenangkan, ditambah musim hujan yang lagi lebat-lebatnya saat itu. Akhirnya kami berencana akan merayakan tahun baru di Kediri tepatnya di G.Kelud. Tak ada persiapan khusus yang harus kami lakukan karena saat itu juga hari sabtu kalo gk salah pukul 10.00 pagi kami berangkat langsung naik motor dengan tujuan pertama menyambangi kampung inggris di Pare-Kediri. 

          Mengapa kami menyambangi tempat itu?? Sekedar penasaran saja gimana sih kondisi tempat yang dinamakan sebagai kampungnya orang yang pengen belajar bhs. Inggris, apalagi temanku Sas dan Syamsu pernah belajar disana selama 6 bulan. Sekitar 3 jam perjalanan kami sudah sampai ditempat tersebut, betapa mencengangkannya tua muda hilir mudik, ada yang berjalan maupun mengayuh sepeda masuk ke rumah satu dan keluar menuju rumah lainnya hanya demi sebuah ilmu. Sungguh kampung yang luar biasa dan saya punya niat bila suatu saat ada waktu luang saya akan belajar ketempat ini. Setelah saya cukup puas jalan-jalan dikampung inggris Pare ini dan hari itu masih siang sekitar pukul 14.30 WIB, saya pun mengusulkan pergi ke tempat lain dulu sambil menunggu malam datang. Air terjun Sedudo – Nganjuk pun menjadi tujuan kami berikutnya saat itu, meskipun kami tak tahu lokasi tempat itu kami berangkat saja. Berdasar feeling yang kuat dan mengikuti penunjuk jalan yang ada ditambah tanya2 informasi ke orang-orang disepanjang jalan, akhirnya kami sampai di kaki gunung wilis yang merupakan lokasi air terjun sedudo berada. Sawah yang hijau dan indah ditambah hawa sejuk tempat itu semakin menambah kepenasaran saya akan tempat itu, dan setelah bersepeda motor selama 2 jam akhirnya kami sampai juga di kawasan wisata Air terjun sedudo. Kami tak mau membuang waktu dan bersegera mencari tempat parkir bwt motor kami, setelah membeli karcis seharga Rp.5000,- kamipun berjalan naik turun dengan jarak yang lumayan jauh sekitar 2 km. Dari kejauhan terdengar suara dentuman air yang jatuh yang menandakan kami sudah dekat keliahatannya, kamipun tak bisa menikmati air tejun tersebut secara menyeluruh karena hujan sudah menyambut saat kami tiba diloksi air terjun ditambah hari sudah berganti menjadi malam.

Air Terjun Sedudo tampak dari belakang

Air Terjun Sedudo
Kamipun Cuma sebentar ditempat itu karena kondisinya yang sudah tak kondusif lagi dikarenakan gerimis yang tak kunjung reda-reda. Segera kami meluncur kembali menuju kota kediri melewati jalann turunan yang curam ditambah licin karena sehabis hujan, belum lagi kami harus kehujanan lagi ditengah perjalanan semakin menambah derita dimalam itu. Sesampainya di pintu masuk kota Kediri segera kami mencari warung makan dan pilihan kmi jatuh pada nasi bebek. Karena hari sudah beranjak malam saat itu para muda-mudi sudah banyak yang keluar kejalanan malam itu sambil konvoi mengendarai motornya disepanjang jalan. Dan tujuan mereka sama dengan kami yaitu menuju pusat kota kediri yaitu Simpang 5, betapa mencengangnya setibanya kami tiba disana, ratusan bahkan ribuan motor mungkin sudah memadati bundaran simpang lima sambil berkonvoi ramai-ramai. Dari kejauhan kelihatan sebuah bangunan mirip bangunan bersejarah di perancis ntah apa namanya yang menjadi simbol/maskot/ikon dari simpang 5 ini. Kami harus memarkir kendaraan kami diseberang jalan sana yang jaraknya mungkin lumayan jauh dari bangunan tersebut, dan kami tersihir oleh kemodernan tempat ini yaitu disediakannya lorong bawah tanah bagi pejalan kaki untuk menuju bangunan tersebut tanpa menganggu lalu lintas dibundaran tersebut. Sambil menunggu detik2 tahun baru datang, kami jalan-jalan disekeliling bangunan tersebut sambil menikmati indahnya pemandangan diselilingnya. Malam tahun barupun tiba dan suara letusan mercon/petasan saling saut menyaut dilangit simpang 5 ntah sampai jam berapa tak ada habisnya dipagi dinihari itu, setelah orang2 smw puas merayakan tahun baru ditempat itu semuanya pulang dengan bahagia. 

Simpang 5 Gumul



Simpang 5 Gumul Krdiri

              Kamipun melanjutkan perjalanan lagi menuju Gunung Kelud, dengan mengikuti rambu yang ada kami memacu kendaraan kami hati-hati karena jalanan masih ramai saat itu. Setelah berkendara selama 1 jam kami sampai di pintu gerbang objek wisata tersebut dan ternyata masih ditutup, kamipun akhirnya balik mencari masjid untuk mengistirahatkan tubuh kami yang lelah seharian melakukan perjalanan. Adzan subuhpun berkumandang dan seusai melaksanakan sholat subuh kami bergegas melanjutkan perjalanan lagi menuju Gunung kelud, dengan jalanan berkelok-kelok naik turun yang terkadang membuat motor kami tak kuta untuk melewatinya, setibanya diparkiran suasana sepi lah yang menyambut kami disana. Sambil menahan dinginnya suhu dipagi itu, kamipun menunggu diwarung depan parkiran. Kemudian satu-persatu orang berdatangan yang membuat tempat itu berganti jadi sedikit ramai, kamipun bergerak menuju Gunung anak kelud yang setahun sebelumnya bererupsi atau tak ajadi meletus tepatnya. Sebenarnya kami kecewa karena dulunya kelud dikenang oleh seseorang karena keindahan kawahnya dan sekarang kawahnya tertutup sebuah gunung kecil yang semoga mensajikan pemandangan yang tetap indah. Kmipun berjalan melewati lorong bawah tanah gelap gulita mirip goa yang dibuat penjajah dulu sepanjang 1 km dan ketika keluar pemandangan bukit atau lereng kawah kelud sangatlah indah terlihat dari posisi kami yang masih berada dibawah. Kamipun berusaha mencari sebuah spot yang tinggi agar benar-benar bisa menikmati keindahannya dan akhirnya sebuah anak tangga yang jaraknya ntah barapa meter mengarahkan kami menuju salah satu puncak di gunung ini, kamipun tak menyia-nyikan kesempatan itu dan langsung tancap gas menaiki satu persatu anak tangga tersebut. Ternyata capek juga untuk melewati beratus-ratus anak tangga tersebut dan puncak lah yang menjadi obat dari perjuangan tersebut, dari sinilah terhampar keindahan G. Kelud dari atas yang banyak menggmbarkan betapa dahyatnya letusan gunung ini dahulunya sehingga membentuk kawah yang sebesar ini. Setelah puas menikmati pemandangan puncak G. Kelud, kamipun turun untuk menuju spot terdekat dengan G. Anak kelud. Gunung tersebut masih aktif sehingga tidak diperbolehkan mendekat sepersekian meter yang ditandai dengan adanya pagar untuk membatasai seseorang yang mau melihat gunung tersebut dari dekat. Setelah puas juga kami akhirnya kembali dan menuju sungai air panas yang bersumber asli dari gunung kelud. Menuruni beratus-ratus anak tangga membuat kami sempat minder bagaimana baliknya nanti?? Tapi kami tetap berjalan turun dan akhirnya terhamparlah sebuah pemandangan bebatuan coklat akibat dilewati air panas berkabut yang mengandung belerang, pasti sangat panas iar tersebut pikirku. Untungnya disitu juga ada sumber air dingin yang membuat campuran air hangat dan tak begitu panas sehingga orang dapat mandi di sungai itu, jeleknya tak ada fasilitas yang dibangun untuk orang dapat mandi disitu, sehingga orang2 kebanyakan hanya menikmati airpanasnya dengan merendam kakinya saja. Setelah puas bermain-main dengan air panas, kamipun kembali dengan menaiki anak tangga yang sangat menguras tenaga kami. Rasa lemas dan capek pun menjangkiti kami setelah kami tiba diatas kembali dan warung makan pun jadi tujuan kami untuk menghilangkan rasa itu, segera kami memesan nasi pecel khas kediri dan segelas teh hangat. Tak terasa hari beranjak siang yang menandakan perjalanan ini harus kami akhiri, dan kamipun kembali pulang ke rumah dengan oleh-oleh pengalaman yang tak terlupakan. Semoga menjadi referensi yang bermanfaat dan jangan takut menjadi travelista, Cayooo!!!















Demikian Cerita edisi jalan-jalan kami dari Nganjuk dan Kediri, kami pulang membawa banyak oleh-oleh selain capek yaitu cerita pengalaman yang tak akan pernah terlupakan. Jalan-jalan atau Travelling memang tak ada ruginya sih, selama masih muda why not?? masih banyak tempat di bumi indonesia ini yg sangat indah dan mempesona. Ayo Jalan-jalan rek,,

2 komentar:

  1. Ikut nimbrung di sekitar Nganjuk. Salam kenal dari Kami, Sanggar Rias Mbak Eli : http://riaseli.blogspot.com/

    BalasHapus

  2. Maaf mau meninggalkan jejak
    Pusat Produk perlengkapan camping di Kediri, Pare, Blitar, Tulungagung, Nganjuk bisa ke toko outdoor WilBOZ Adventure Kediri
    Kunjungi blog disini http://wilbozadventure.blogspot.co.id/

    BalasHapus